Senin, 09 November 2009

Kasih Laila tak Sepanjang Masa

Miras dicampur potas. Ibu racuni anak hingga tewas.

Oleh : Deny M Yunus

Langit di atas Kota Banjarmasin terlihat cerah, seiring sinar mentari yang mulai menyengat. Namun sengatan mentari itu, tak begitu dihiraukan warga sekitar Jalan Ampera 3 Ujung, Basirih, Banjarmasin Barat. Mereka terus saja asyik berkumpul memenuhi rasa penasaran menyaksikan pembongkaran kuburan Hendri Ariadi alias Ilut (24), yang sebelumnya diduga tewas dengan cara diracuni ibu kandungnya, Laila (40).

Di antara kerumunan warga, ayah Ilut, Abdul Thalib (50), ikut menyaksikan pembongkaran makam anaknya yang dilakukan beberapa petugas Reskrim Poltabes Banjarmasin dan warga sekitar alkah keluarganya itu. Pembongkaran kuburan pada Kamis (5/11) sejak pagi sekitar pukul 09:30 WITA ini, dijaga aparat gabungan Poltabes Banjarmasin dan Polsekta Banjarmasin Barat.

Mengenakan kupiah putih, kemeja merah bernuansa kuning dan celana jeans biru, Abdul Thalib, duduk di atas makam yang ada di belakang kuburan Ilut. Sesekali matanya terlihat berlinang air mata, sambil ia menundukan kepala. Dan ia lebih memilih banyak diam, ketika beberapa wartawan yang ikut menyaksikan pembongkaran ini, bertanya-tanya kepadanya. Sesekali pula ia berdiri, mendekat ke liang lahat untuk melihat lebih dekat mereka yang mengangkat tebela anaknya.

Setelah sekitar 90 menit, warga dan beberapa petugas kepolisian membongkar kuburan itu, akhirnya tebela yang membungkus jenazah Ilut, berhasil dikeluarkan dari liang lahat. Jenazah itu kemudian dimasukkan ke mobil ambulance yang lantas membawanya ke RSUD Ulin.

Sebelumnya, sejumlah dokter dari tim forensik RSUD Ulin, mengambil beberapa gumpalan tanah di kuburan Ilut. Gumpalan itu juga bakal diperiksa untuk memastikan adanya kandungan racun yang diperkirakan larut dari tubuh Ilut.Dari konstur tanah berair di pekuburan itu, diperkirakaan, racun yang diduga sempat masuk ke tubuh Ilut mudah larut.

"Kondisi tanah di pekuburan yang berair seperti ini, biasanya cepat membuat jasad menjadi bubur dan racun yang diduga ada di dalamnya jasad itu, mudah larut bersama air," kata Dr Iwan Aflanie, seorang tim Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), kepada wartawan, usai tebela jenazah Ilut dikeluarkan dari liang lahat.

Sebelumnya, kata Iwan, ibu Ilut, Laila yang diduga pelaku dan kini mendekam di sel tahanan Poltabes Banjarmasin, menmgakui mencampur racun potasium sianida atau yang dikenal potas ke minuman keras yang kemudian ditenggak anaknya ini.

Menurut Iwan, racun Sianida yang berupa cairan, mudah larut terbawa air. Sehingga ditakutkan, racun yang sempat masuk ke tubuh Ilut, sudah larut bersamaan dengan membuburnya jenazah pemuda warga Jalan Sutoyo S Gang Sepakat, Banjarmasin Barat, yang tewas pada Sabtu (24/10) malam.

Pembongkaran kuburan dengan maksud autopsi ini, dilakukan kepolisian sebagai upaya mengidentifikasi dan mencocokkan racun yang diduga ada di jenazah Ilut, dengan sisa miras merek Mention House yang ditenggaknya sebelum tewas.

***

Kasat Reskrim Poltabes Banjarmasin, Kompol Edy Suwandono, mengatakan, dari hasil pemeriksaan, pihaknya menetapkan Laila sebagai tersangka kasus ini. “Tersangka terancam Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan,” katanya kepada wartawan, Selasa (3/11).

Menurut Edy, dari hasil pemeriksaan, dalam kasus ini hanya ada satu tersangka, yaitu Laila. Sedangkan putrinya, Gadis dan menantunya, Sabani, dipastikan tidak terlibat.

Terkuaknya kasus ini, berawal dari kecurigaan keluarga Reza, warga Tanjung, Tabalong, seorang teman Ilut yang juga tewas usai pesta miras bersama Ilut. Keluarga Reza lantas melaporkan kejanggalan atas kematian Reza kepada pihak kepolisian di Tabalong yang lantas berkoordinasi dengan petugas Reskrim Poltabes Banjarmasin dan Polsekta Banjarmasin Barat.

Rupanya, sebelum keduanya tewas pada Sabtu (24/10) malam, mereka menenggak sebotol miras merek Mention House yang dibeli oleh Gadis, adik Ilut, atas suruhan ibu Ilut, Laila. Kuat dugaan, sebelum miras itu ditenggak oleh keduanya yang berpesta miras, sudah dicampur dengan potas.

Keduanya menenggak miras itu di rumah yang selama dikonrak Lalil, di Jalan Sutoyo S Gang Sepakat, Banjarmasin Barat. Di rumah ini pula, Ilut tinggal. Malam itu, selain Reza dan Ilut, ada dua orang lainnya. Misbah pacar Reza dan Hadi yang merupakan teman mereka. Namun, Misbah dan Hadi saat itu tidak ikut menenggak miras.

Belum habis miras itu ditenggak keduanya, Ilut mengalami kejang dan jatuh pingsan. Selain itu, dari mulutnya keluar busa. Saat itu, Reza sempat memberi pertolongan kepada Ilut.

Namun tidak lama berselang, reaksi yang sama dialami Reza. Oleh sang pacar, Misbah, Reza kemudian dilarikan ke rumah sakit menggunakan beca. Tapi diperjalan, Reza kejang dan mengeluarkan busa, serta menghembuskan nafas terakhirnya.

Malam itu juga, jenazah Reza dibawa ke Tanjung. Sedangkan jenazah Ilut, dibawa ke rumah seorang keluarganya dan keesokannya dikebumikan. Namun tetangga di sekitar tempat tinggal Laila dan Ilut, tak ada yang mengetahui peristiwa yang memang sengaja dirahasiakan tersebut.

Selang sepekan pasca kekejadian ini, setelah keluarga Reza, salah satu korban tewas melapor ke polisi, petugas melakukan penyelidikan kasus ini. Hasilnya, tim gabungan Poltabes dan Polsekta Banjarmasin Barat, keduanya tewas akibat miras yang dicampur racun.

Hasil penyelidikan juga mengarah kepada pelaku yang ternyata Laila, ibu kandung seorang korban tewas. Kecurigaan ini diperkuat dengan temuan sisa miras yang masih bercampur racun yang masih disimpan Laila.

Guna mengetahui adanya dugaan racun yang dicampur di miras itu, petugas sempat menenggakan minuman itu ke seekor ayam, yang tak lama berselang mati. Bersama barang bukti sisa miras itu, Laila lantas digiring ke Mapoltabes Banjarmasin untuk diamankan.

***

Kepada polisi, Laila mengakui perbuatannya. Alasannya, ia sudah tidak tahan menghadapi kelakuan sang anak yang dianggapnya sudah kelewat batas. Selain sering mabuk-mabukkan, anaknya itu kerap meminta uang kepadanya dengan paksa. Dan tak jarang mengancam.

Puncak kekesalan Laila, dipicu ketika siang hari sebelum ia meracuni anaknya itu. Saat itu, Ilut pulang ke rumah dengan mengamuk tanpa sebab yang kemudian berujung perkelahian dengan adik iparnya, Bani (22) yang ketika itu ada di rumah tersebut.

Saat perkelahian terjadi, Laila menggendong cucunya yang berusia dua bulan, anak dari adik Ilut, Gadis. Saat coba melerai perkelahian, anak Gadis terjatuh dari gendong Laila, hingga kepala bocah tersebut benjol.

Usai perkelahian itu, Ilut pergi meninggalkan rumah. Diduga, saat itulah muncul keinginan Laila menghabisi nyawa anaknya. Laila lantas menyuruh Bani dan Gadis membeli sebotol miras Mention House yang kemudian dicampur dengan potas. Miras inilah yang kemudian diberikannya kepada Ilut dan Reza.

Selain kepada polisi dan wartawan yang menemuinya saat diamankan di Mapoltabes Banjarmasin, Senin (3/11), pengakuan Laila ini juga didengarkan oleh suaminya Abdul Thalib.

Berbeda dengan Laila yang terlihat tegar tanpa menitikkan air mata, kala itu Abdul Thalib, nampak terpukul. Air matanya terus berlinang. Kepada sang suami, Laila, mengaku pasrah dan siap menerima kenyataan yang bakal ditanggungnya akibat perbuatannya ini. Menurutnya, apa yang dilakukan ini sudah menjadi janjinya di kehidupan ini.