Jumat, 31 Juli 2009

Ketika Pegawai Bank Menipu

Berkedok investasi. Milyaran rupiah raib. Berkomplot. Sudah tiga tahun beroperasi. Gali lubang tutup lubang. Pelaku membeli perhiasan dan rumah.


Oleh : Deny M Yunus


Seorang perempuan, Fahrunisa alias Nisa (36), dua pekan terakhir mendadak ngetop. Namanya disebut-sebut, setelah 10 orang yang mengaku korban penipuannya, melapor ke Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Kalsel. Dari 10 korban, tujuh pelapor merupakan saksi korban. Mereka mengaku rugi hingga Rp12 milyar. Jumlah itu belum ditambah korban lain yang diperkirakan sebanyak 40-an orang, dengan total kerugian hingga ratusan milyar rupiah.



Korban kasus penipuan ini diduga banyak. Pasca dilaporkannya kasus ini, banyak nasabah Nisa yang mengaku jadi korban. Tapi tidak semuanya datang melapor ke polisi. Mereka sepertinya malu dan menutup identitas. Di antara mereka, belakangan diketahui keluarga pejabat Kalsel yang mengaku berinvestasi Rp1,5 milyar.

Bahkan ada seorang kontraktor yang masih kerabat seorang pejabat, berinisial T, yang uangnya juga ludes. Ini menyebabkan proyek pemerintah yang dikerjakannya terbengkalai. Pasalnya, uang yang dinvestasikan itu merupakan dana termin pertama pengerjaan proyek milik salah satu dinas di Kalsel. Ada pula pengusaha yang meminjam uang dari bank pemerintah, ikut menjadi korban Nisa.

Pasca laporan itu, polisi memburu Nisa. Tapi ia kabur dari rumahnya di Jalan Sungai Miai Luar No 7 RT 5, Banjarmasin Utara. Beberapa hari kemudian, polisi menangkap Nisa di rumah orangtua angkatnya yang dijadikannya tempat persembunyian di Desa Hantakan, Hulu Sungai Tengah (HST), Sabtu (25/7). Usai pemeriksaan, penyidik Satuan II Ekonomi Khusus (Eksus) Dit Reskrim Polda Kalsel, menetapkan Nisa sebagai tersangka.

Dari hasil pemeriksaan terungkap, Nisa tidak sendiri. Dua rekan kerjanya di Bank Bukopin Cabang Banjarmasin, Johni Susanto dan Laela Najamiah, juga dijadikan tersangka. Keduanya dituding berkomplot dengan Nisa. Johni ikut mencairkan dana nasabah tanpa sepengetahuan pemiliknya atas perintah Nisa. Sedangkan Laela, menggaet empat nasabah korban mereka. Kini ketiganya mendekam di sel tahanan Mapolda Kalsel.

Penipuan berkedok investasi, seperti aksi komplotan Nisa Cs ini, bukan kali pertama di Banjarmasin. Sekitar 2003, puluhan orang tertipu investasi bisnis voucher telepon seluler. Saorang pelakunya, dikenal dengan nama Jimmy Voucher, yang akhirnya menjalani hukuman penjara dan kini telah bebas. Saat itu, yang menjadi korbannya mencapai puluhan orang dengan kerugian milyaran rupiah.

Belakang, bersamaan tenggelamnya kasus voucher, di Banjarmasin marak investasi ditawarkan. Namun sejauh ini, baru investasi a la Nisa Cs yang terkuak berkedok penipuan. Bisnis ini memang menggiurkan, karena mereka yang menjajakan selalu menjanjikan keuntungan yang tidak sedikit.

Namun, kata pengamat ekonomi madya Bank Indonesia (BI) Banjarmasin, Taufik Saleh, masyarakat wajib waspada sebelum berinvestasi agar tidak menjadi korban penipuan. “Sebelum berinvestasi, pastikan lebih dulu. Ada investasi yang memang berrisiko tinggi. Ini untung yang didapat bisa jadi besar, tapi kalau merugi juga besar. Ada juga yang minim risiko, artinya hasil yang didapat tidak besar. Tapi risikonya pun kecil,” kata Taufik, Rabu pekan lalu.

Untuk kasus Nisa Cs, menurut Taufik, pihaknya sudah mendapat laporan dari Bank Bukopin, bahwa kasus ini tidak ada kaitannya dengan manajemen bank itu. Namun pihaknya tetap melakukan pengawasan terhadap bank ini. Begitu juga dengan kasus yang melibatkan oknum pegawai bank itu. “Pengawasannya masih seperti biasa. Karena ada atau tidak kasus, semua bank diawasi BI,” ujarnya.

Menurut Taufik, untuk kasus dugaan penipuan ini, pihaknya menunggu hasil penyelidikan polisi. Alasannya menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Nantinya, apabila dari hasil pemeriksaan ada dugaan keterlibatan manajem bank itu, barulah pihaknya melakukan tindakan.

Dir Reskrim Polda Kalsel, Kombes Pol Mahfud Ariffin, mengatakan, meski telah menetapkan tiga tersangka, namun polisi masih terus meminta keterangan sejumlah saksi yang diduga mengetahui kasus ini. Termasuk pemeriksaan terhadap Kepala Cabang Bank Bukopin Banjarmasin. Sejumlah karyawan di bank itu, juga dimintai keterangan.

Dari hasil pemeriksaan, polisi melacak Nisa membeli sejumlah. Seperti mobil, rumah toko (ruko), rumah serta perhiasan yang harganya mencapai Rp70 juta. Informasi lainnya, Nisa mengalihkan sejumlah hartanya kepada orang lain dihadapan notaris, sebelum dirinya dilaporkan ke Mapolda Kalsel.

Kuasa hukum Bank Bukopin Banjarmasin, Masdari Tasmin, mengatakan, kasus dugaan penipuan ini tidak melibatkan kliennya. Sehingga, saat ini pihaknya tidak merasa perlu bertanggungjawab kepada mereka yang mengaku menjadi korban. Namun, kata Masdari, pihaknya tidak menghalangi korban yang merasa dirugikan menempuh jalur hukum. ``Direksi dari pusat sudah datang untuk memeriksa. Jadi kita tunggu perkembangan selanjutnya,’’ kata Masdari.


***

Menipu. Begitu jawaban Nisa, ketika ditanya kenapa ia ditangkap polisi. Seingatnya, ada 40-an nasabah yang menjadi korbannya, dengan kerugian mencapai Rp15 milyar. Sedangkan polisi memperkirakan, Nisa dan kawanannya untung lebih dari Rp50 milyar.

Di bank tempatnya bekerja selama 13 tahun, Nisa menjabat coordinator funding. Berbekal jabatan itu, ia mencari nasabah untuk banknya. Tapi sebagian, ia tawari investasi usaha dengan iming-iming fee sebesar delapan persen hingga 10 persen sesuai uang yang ditanamkan, dalam jangka waktu bervariasi, tujuh sampai 15 hari.

Tapi sampai jatuh tempo, para korban tak mendapat fee yang dijanjikan. Sebagian sempat diberi cek, namun ketika dicairkan ternyata kosong. Malahan, ada korban yang belum sepakat berinvestasi, tapi uangnya raib digondol komplotan ini. Selain menipu, dalam aksinya komplotan ini memanfaatkan wewenang. Misalnya, berkomplot menarik uang tanpa sepengetahuan nasabah pemilik rekening.

Menurut Nisa, aksinya tidak melibatkan manajemen Bank Bukopin. Tapi ia mengakui setiap kali beraksi mencatut nama bank tempatnya bekerja. Selama beraksi, menurut Nisa, hanya mereka bertiga yang berkomplot. Tidak ada orang lain dalam kasus ini. Meski demikian, polisi tetap mencari tahu kemungkinan adanya kecurigaan orang lain dalam kasus ini, termasuk orang dalam bank itu.

Menurut Nisa, ia sudah tiga tahun beroperasi. Sedangkan para korban, tidak semuanya nasabah Bank Bukopin. Di awal, nasabahnya memang mendapat fee yang dijanjikan. Tapi bukan dari hasil usaha sembilan bahan pokok (sembako) yang dijalankannya, melainkan uang nasabah baru yang dijadikan fee untuk korban yang lebih dulu menamamkan modal. “Semuanya gali lubang tutup lubang,” kata Nisa.

Menurut Johni, seorang tersangka lainnya, dari semua korban penipuan kasus, ia hanya menangangi satu orang, Ahmad Yani. Itu pun atas keinginan Nisa yang meminta uang direkening Ahmad Yani ditarik. Untuk aksi ini, ia diupah Rp10 juta. “Saya cuma satu itu saja, yang lainnya saya tidak tahu,” kata Johni, yang mengaku stres karena terseret kasus ini.

Sedangkan Laela, tidak mau berkomentar sedikit pun. Ia hanya duduk sambil terus menundukkan kepala dan menitikkan air mata, ketika ketiganya ditemui di ruang Kasat II Bidang Ekonomi Khusus (Eksus) Dit Reskrim Polda Kalsel, AKBP Helfi Assegaf, Selasa pekan lalu. Rupanya, diamnya Nisa berarti lindapnya dana.

***

Antara Nisa dan Jimmy

Berkulit putih dengan tinggi badan sekitar 160-an centimeter. Wajahnya oriental dengan bentuk mata yang agak sipit. Rambut hitam sebahu diikat dengan poni menyamping. Begitulah paras dan penampilan Nisa, ketika ditemui di ruang Kasat II Eksus Dit Reskrim Polda Kalsel, AKBP Helfi Asseegaf. Wajahnya nampak pucat dengan mata sedikit lebam sisa linangan air.

Mengenakan baju seragam biru tahanan Polda Kalsel yang di bagian kiri depan bertuliskan 06, melapisi kemeja bermotif garis-garis miliknya, ia duduk di satu kursi tamu yang ada di ruangan di lantai II Gedung Direktorat Reskrim Polda Kalsel itu. Dengan suara pelan namun terdengar jelas, ia menjawab berbagai pertanyaan wartawan yang menemuinya pada Selasa (27/7).

Dua pekan terakhir, namanya banyak disebut-sebut. Bahkan polisi sempat memburunya. Sebelum akhirnya ia ditangkap di tempat persembunyian, beberapa hari setelah ada orang yang mengaku menjadi korban penipuannya dan lapor ke polisi. Setelah ditangkap dan kemudian menjalani pemeriksaan, ia dijadikan tersangka kasus dugaa penipuan dan penggelapan.

Penangkapan ini seolah menjadi akhir dari petualang penipuan berkedok investasi yang dilakoni Nisa sejak tiga tahun lalu. Bersamaan dengan ditangkapnya Nisa, bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai korbannya yang diperkirakan mencapai 70-orang dengan kerugian beragam. Totalnya diperkirakan mencapai dua ratusan milyaran rupiah.

Di kasus ini, Nisa memang tidak sendiri. Dua rekannya di Bank Bukopin cabang Banjarmasin, juga turut dijadikan tersangka. Bantuan dua temannya ini, ditengarai memuluskan aksi penipuan yang dilakukan Nisa selama ini. Selain itu, pengalaman bekerja selama 13 tahun di bank dan beberapa prestasi dari tempatnya bekerja, membuat para korbannya tergiur janji manisnya.

Menurut Adwin Tista, kuasa hukum dari lima orang yang mengaku korban penipuan ini, kliennya punya kesan yang baik di awal perkenalan mereka dengan Nisa, sebelum akhirnya sadar menjadi korban penipuan perempuan 36 tahun ini. Tadinya, Nisa dikenal sebagai sosok yang ramah dan tidak disangka bakal berbuat jahat.

Dari cerita seorang kliennya yang bekerja satu kantor dengan tersangka, kata Adwin, Nisa merupakan pegawai berprestasi dengan karir yang baik. Jabatan terakhirnya, manajer di bagian kredit bank itu. Bahkan, saat duduk di bangku kuliah, Sarjana Pertanian lulusan Fakultas Pertanian Unlam Angkatan 1991, dikenal sebagai mahasiswi berprestasi.

Anak perempuan dari enam bersaudara ini, menikah dengan Aris yang kini menghilang bersama dua anaknya. Suami Nisa, juga seorang pegawai bank. Dulunya, ia bekerja di BCA dan terakhir diketahui sebagai pegawai di Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Menurut Adwin, kliennya tertarik dengan investasi yang ditawarkan, karena saat menawarkan, Nisa cukup meyakinkan. Kala itu, Nisa mengaku punya delivery order (DO) usaha beras dari Bulog. Lembaran DO itu selalu diperlihatkan Nisa, ketika ia menawarkan nasabahnya untuk menanamkan uang. Di tambah iming-iming mendapat fee dengan jangka waktu satu dan dua pekan, membuat klien Adwin tertarik untuk berinvestasi.

Di awal investasi, kata Adwin, para kliennya memang mendapatkan fee yang dijanjikan. Ini membuat kliennya semakin percaya. Bahkan ada yang menambah investasi mereka, dengan cara menyetorkan fee yang didapat sebagai pokok dari investasi. Karena manis di awal ini, sehingga banyak yang mengalami kerugian. Beberapa korban, menjadikan fee yang diberikan Nisa sebagai investasi tambahan. Celaka, beberapa bulan terakhir, fee yang dijanjikan Nisa tak kunjung diberikan. Malahan, kata Adwin, beberapa korban belum pernah sama sekali mendapatkan fee.

Kesan baik kala berhubungan dengan Nisa, juga pernah dirasakan Faisal, seorang warga Banjarmasin yang pernah mengajukan kredit kepemilikan rumah di bank tempat Nisa bekerja. “Orangnya ramah dan mau membantu,” kata Faisal kepada URBANA, Kamis (29/7).
Menurut Faisal, ia tidak menyangka kalau Nisa bisa terjerat kasus penipuan dan pengelapan dengan korban puluhan orang menjadi korbannya ini. Karena, saat mengenal Nisa, tidak ada terbesit kesan yang mencurigakan terhadap perempuan ini.

***

Kehebohan kasus Nisa ini, mengingatkan dengan sosok Azmy Taufany alias Jimmy Voucher, seorang mantan terpidana kasus penipuan berkedok bisnis voucher pulsa telepon seluler di Banjarmasin sekitar 2002-2003. Kala itu, Jimmy terbukti salah menipu para korbannya dengan total kerugian hingga Rp34,4 milyar. Akibat perbuatannya itu, Jimmy akhirnya harus mendekam empat tahun dipenjara setelah dinyatakan terbukti bersalah.

Jimmy diadili lantaran membawa kabur uang para korbannya dalam usaha bisnis voucher simPATI fiktif. Total investasi uang dari para korbannya, sekitar Rp34,4 M. Jumlah uang itu diperoleh Jimmy dari 43 korbannya yang tertarik dan menyerahkan uangnya sebagai dana insvestasi atau modal bisnis voucher. Dua nama lainnya dalam kasus serupa dengan Jimmy, adalah Rizani dan Erni Sulistiawati.

Dua kasus ini, yang dilakukan Nisa dan Jimmy, nyaris punya kesamaan. Yaitu penipuan berkedok inevstasi. Selain itu, Jimmy punya kaki tangan yang dikenal dengan sebutan supir. Tugasnya menghimpun dana orang-orang yang berminat investasi di bisnis voucher. Sedangkan Nisa, meski hanya satu orang, juga punya orang yang membantunya mencari nasabah. Ini dilakukan Laela yang juga rekan kerja Nisa di kantor mereka. Laela sempat menggaet empat orang nasabah yang akhirnya menjadi korban.

Kesamaan lainnya, iming-iming fee yang menggiurkan dan lancar di awal, membuat para korban dua kasus penipuan ini bertambah banyak. Ditengarai, sama dengan yang dilakukan Jimmy, Nisa pun akhirnya menutup janji fee kepada korbannya, dari uang nasabah yang baru bergabung dengannya. Itu terus dilakukan berulang-ulang, karena usaha yang mereka andalkan, Jimmy dengan pengadaan voucher-nya dan Nisa dengan usaha berasnya, memang fiktif belaka. Akibatnya, lambat laun mereka kehabisan uang untuk dijadikan fee pembayaran keuntungan kepada para nasabah. Hingga akhirnya, kerajaan bisnis yang mereka bangun, luluh lantak seiring laporan para korban ke polisi.

Minggu, 26 Juli 2009

Segala Rupa Manusia Berkumpul

Dunia maya. Curahan hati sampai kopi darat. Banyak ide dan inspirasi, bisa menghasilkan uang.

Oleh : Deny M Yunus

Dua foto dari wajah yang sama seorang perempuan berkulit putih terpampang di sisi kiri banner sebuah blog. Di sisi kanan tertulis Chesya Rindu, menyembul dari latar berwarna merah dengan nuansa kuning, berbentuk melingkar meruncing ke bawah. Persis di bawah nama berhuruf warna merah muda ini, ada kata-kata, Uch…Seru…!!!

Rindu Suciningrum Tarunanegara, begitu nama si pemilik blog itu. Di blog miliknya itu, gadis yang biasa disapa Chesya atau Rindu Chesya ini, banyak memajang tulisannya. Tentang banyak hal, termasuk curahan hati. Selain berbagi tips, juga tentang banyak hal, menurut versinya.

Chesya mengenal internet sejak duduk di bangku sekolah dasar. Tapi kala itu belum punya minat dengan dunia ini. Ketidakminatannya ini berlanjut hingga menjadi mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Banjarmasin. Padahal, banyak temannya kerap minta kepadanya alamat email atau akun friendster.com (FS).

Kala itu, sekitar tahun 2004, saat FS sedang ngetop-ngetop-nya. Alhasil, karena tidak punya alamat email dan akun FS, setiap kali ada yang menanyakan, ia selalu mengalihkan pembicaraan. Takut dibilang gagap teknologi, karena gengsi ia mencoba mengenal internet.

Awalnya, ia minta tolong temannya dibuatkan email. Tapi karena lama tidak diutak-atik, alamat email itu tidak bisa lagi digunakan. Kemudian dengan pengetahuan seadanya, ia belajar membuat email dan bisa. Dilanjutkan membuat akun FS dan blog yang disediakan layanan jaringan sosial ini.

Di blog pertamanya ini, ia banyak memajang tulisannya. Ternyata banyak teman yang menyukai tulisannya, sehingga membuatnya bangga dan bertambah semangat menggiati blog. Kini ia punya empat blog pribadi. Tapi karena kesibukan, hanya satu yang betul-betul diurusinya, chesya31.wordpress.com

Menurut Chesya, di blog miliknya, ia lebih suka memajang karyanya, termasuk tulisan. Tapi, ia kini memajang sebuah cerita pendek milik orang lain di sebuah blog miliknya. Alasannya, cerpen berjudul “Karena Gue Gemini” itu sangat bagus dan banyak kesamaan dengan dirinya.

Jadi penggiat dan memiliki blog, menurutnya banyak manfaat. Dengan blog, ia mengasah bakat menulis, menumpahkan ide-ide, menghilangkan stres dan mengisi waktu luang. Serta, blog membuatnya banyak memiliki teman. Bagi orang lain yang mengunjungi blognya, kata Chesya, bisa dapat pengetahuan baru, terhibur karena tulisan-tulisannya mewakili perasaan mereka. Kemudian dapat tips bermanfaat.

“Kata sebagian dari mereka, setelah baca tulisan-tulisanku, mereka dapat inspirasi baru. Misalnya, menggunakan kata-kata puitis karya aku untuk pasangan mereka,” ujar Chesya.

Meski mengaku senang memiliki blog, Chesya kadang merasa kerepotan. Salah satunya karena banyaknya komentar terhadap tulisan. Ini membuatnya merasa kewalahan menjawab. Tapi ia tetap berusaha menikmati itu semua.

***

Blog merupakan singkatan dari weblog. Blog adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan yang dimuat sebagai posting pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik, isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini, biasanya bisa diakses semua pengguna internet, sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. (wikipedia.org).

***

Dulu, orang berkomunikasi dari mulut ke mulut, kemudian berkembang menggunakan kertas, dan selanjutnya ada alternatif lain yaitu mengunakan media, baik cetak maupun eletronik. Sekarang, alternatif berkomunikasi bertambah seiring perkembangan teknologi internet.

Internet menjelma menjadi media baru untuk memasarkan apapun yang diinginkan. Dari promosi barang hingga ide. Seiring itu, berkembang pula blog. Ada banyak penyedia layanan blog gratis. Pembuatannya terbilang mudah. Cukup mengisi aplikasi pendaftaran dan mengikuti petunjuk selanjutnya, seseorang bisa memiliki blog pribadi. Dengan blog, pemilik bisa memajang tulisan, foto, video dan banyak hal lain miliknya atau orang lain.

Kini, banyak blogger yang membentuk komunitas. Seperti sekumpulan blogger di Banjarmasin dan Banjarbaru yang membentuk Komunitas Kayuh Baimbai (KKB) dengan blog mereka, kayuhbaimbai.org.

Menurut ketuanya, Harie Insani Putra, komunitas yang dibentuk sejak 20 Januari 2008 ini, kini sudah memiliki sekitar 80-an anggota. Itu tidak termasuk blogger yang ingin bergabung namun belum sempat kopi darat (kopdar) atau berkumpul, sebagai salah satu syarat keanggotaan. Setiap mereka yang ingin bergabung di komunitas ini, wajib untuk kopdar. Kalau tidak belum diresmikan jadi anggota.

Menurutnya, kopdar rutin dilakukan komunitas satu kali dalam sebulan. Kegiatan ini supaya lebih saling memahami aturan main menjadi blogger agar tidak berdampak negatif ke masyarakat luas, dan ajang mempererat persaudaraan.
“Minimal satu kali harus pernah mengikuti. Ini agar pengurus dan anggota lainnya, mengetahui calon anggota itu,” kata Harie.

Menurut Harie, pembentukan komunitas ini bertujuan memudahkan komunikasi blogger di Kalsel, untuk memasyarakatkan penggunaaan blog ke masyarakat. Selain itu, juga bertujuan menepis pandangan salah masyarakat terhadap internet, sebagai media berdampak negatif. Seperti pornografi, pembajakan hak cipta, hingga membuat kecanduan game on-line. “Karena dampak positif internet justru lebih besar dibanding negatifnya,” kataHarie.

Bahkan, ujar Harie, dengan blog bisa menghasilkan uang. Memang untuk menghasilkan uang melalui blog atau internet, perlu kesabaran dan banyak mencoba, seperti yang dilakukannya. Ia hingga kini bisa menghasilkan uang dari aktivitasnya s ebagai penggiat blogger.

Namun, kegiatan menghasilkan uang ini, tidak diagendakan khusus dalam KKB. Tapi, secara personal, Harie mengaku, selalu berbagi pengetahuan bagaimana menghasilkan uang dari kegiatan ini. Misalnya, saat bertemu kopdar atau melalui hubungan di dunia maya.

Sebagai komunitas pertama yang terbentuk di Kalsel dan kini punya dua sub komunitas, selain manfaat personal, dengan blog dan komunitasnya, para blogger di KKB, juga ingin berpartisipasi mengenalkan banua ini ke masyarakat luas. Baik keanekaragaman pariswisatanya, budaya dan potensi yang dimiliki.

Kamis, 23 Juli 2009

Di Simpang Raya Korban Berjatuhan

Lima orang diduga. Karyawan sebuah rumah makan. Patut waspada.

Oleh : Deny M Yunus

Pengunjung, pasien, petugas medis dan karyawan RSUD Ulin Banjarmasin, mendadak mengenakan masker menutup hidung dan mulut mereka. Itu mereka lakukan dengan alasan takut tertular penyakit mematikan, flu babi (swine flu) atau H1N1. Penyakit ini memang diketahui bisa menular melalui udara atau pernafasan.

Hari itu, Kamis (23/7) sekitar pukul 15.00 Wita, petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel dan Kota Banjarmasin, membawa lima orang yang diduga menderita penyakit ini. Kelimanya, Yudi (20), Jajang Sofian (19), Asep (21), Hendra (21), dan Irfan (16), merupakan pelayan di Rumah Makan (RM) Simpang Raya, di Jalan Gatot Subroto No 87 B, Banjarmasin Timur.

Kelimanya kemudian dirawat di ruang Isolasi Bougenvil, yang khusus disediakan rumah sakit itu untuk menangani pasien flu babi. Sebelumnya, keempat kamar di ruangan itu disiapkan untuk isolasi pasien flu burung. Namun hingga meredanya wabah flu burung, tak ada satu pun pasien yang dirawat di ruangan itu. Ruangan itu fungsi awalnya untuk pasien kanker.

Kepala Seksi Humas dan Informasi RSUD Ulin Banjarmasin, HM Yusuf, membenarkan adanya lima orang yang dirawat dengan dugaan mengidap penyakit flu babi. Kasus ini yang pertama kali ditangani oleh pihaknya, sejak wabah flu babi santer terdengar. Pasca mewabahnya penyakit ini, RSUD Ulin Banjarmasin dan RSUD Boejasin, Pelaihari, Tanah Laut (Tala), dijadikan rumah sakit rujukan di Kalsel untuk menangani pasien flu babi.

Menurut Yusuf, pihaknya sudah siap apabila ada pasien yang diduga mengidap flu babi. Selain kesiapan ruang isolasi, petugas medis dan juga dokter di rumah sakit itu, sudah mengikuti pelatihan penangan penyakit ini. “Kami juga menyiapkan incubator untuk pasien anak-anak,” kata Yusuf.

Soal biaya perawatan, ujar Yusuf, karena ini wabah flu babi masuk menjadi KLB, maka semua biaya ditanggung pemerintah. Untuk penanganan wabah ini, pemerintah melalaui Departemen Kesehatan menganggarkan dana sebesar Rp40 milyar.

Menurut Yusuf, kelimanya saat itu masih dalam status dugaan, belum dinyatakan positif mengidap flu babi. Mereka sengaja dijemput oleh tim Dinkes Kalsel dan Kota Banjarmasin, guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP) penanganan penyakit ini. “Ini sebagai upaya pencegahan. Kita berharap hasil pemeriksaan negatif,” kata Yusuf kepada URBANA.

Petugas medis penangan penyakit flu babi RSUD Ulin Banjarmasin, H Abidin, mengatakan, sejak dijemput petugas gabungan Dinkes Kalsel dan Kota Banjarmasin, kondisi fisik kelima orang yang diduga terjangkit flu babi, terlihat seperti orang sehat. Karena kelimanya, menderita flu berat beberapa hari sebelum dijemput petugas dari tempat mereka bekerja yang sekaligus mess mereka.

Awalnya saat menderita flu, kata Abidini, mereka mengamali gejala flu babi. Yaitu, demam tinggi antara 38-39 derajat celcius, nyeri otot, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan. Diperkirakan, petugas medis Dinkes Kalsel, mengetahui dari klinik tempat kelimanya berobat. Lantas, pada Kamis (23/7), kelimanya dijemput ke RSUD Ulin untuk menjalani perawatan dan pemeriksaan, hasilnya memang ada dugaan ke arah mengidap flu babi.

Seorang yang diduga mengidap flu babi ini, Irfan, mengatakan, ia sebelumnya memang menderita flu. Namun setelah berobat, kondisi kesehatannya sudah membaik. Bahkan, ia sudah mulai beraktifitas normal, menjadi pelayan di rumah makan tempat kerjanya. Begitu pula dengan keempat temannya yang sama-sama dirawat di ruang isolasi bersamanya.

Diakui Irfan, ia dengan keempat temannya memang dijemput dari tempat mereka bekerja oleh tim Dinkes Kalsel dan Kota Banjarmasin. Mereka tidak menolak dibawa, karena tim memberi penjelasan, tindakan ini sebagai upaya pencegahan kekhawatiran penularan ke orang lain.

“Saya sebenarnya merasa sudah sehat. Tapi tim medis menjemput, ya kami ikut saja,” katanya ditemui di ruang isolasi Bougenvil RSUD Ulin Banjarmasin, tempat ia dan keempat temannya yang lain.

Nuzul, pengelola RM Simpang Raya, membenarkan, lima karyawan rumah makan itu dijemput tim medis dan kemudian menjalani perawatan di RSUD Ulin Banjarmasin. Namun, ia mengaku tidak mengetahui pasti alasan kelima karyawan itu menjalani pemeriksaan di rumah sakit itu. “Mereka (tim penjemput), cuma bilang ini untuk pemeriksaan dan pencegahan,” kata Nuzul.

Menurut Nuzul, kelima karyawan itu diketahuinya memang sempat menderita flu. Namun setelah menjalani pengobatan, kelimanya sembuh dan sudah bisa beraktifitas normal. Begitu pula ketika tim datang menjemput mereka.

Meski lima pelayannya diduga mengidap flu babi, kata Nuzul, rumah makan yang dikelolanya tetap beroperasi normal. Ia berharap pelanggan tidak terganggu dengan hal ini. Harapannya itu dengan alasan, kelima karyawannya hanya diduga dan perlu pemeriksaan lebih lanjut sehingga diisolasi, belum dipastikan positif. Pihaknya pun terus waspada, termasuk salah satunya tidak menghalangi tim medis melakukan pemeriksaan kepada kelima karyawan itu.

***

Flu babi sebenarnya merupakan penyakit influenza yang disebabkan virus influenza A subtipe H1N1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, beberapa kasus flu babi yang muncul di Meksiko, merupakan strain baru virus H1N1 yang belum pernah ditemukan. Meski namanya flu babi, namun strain baru ini belum pernah ditemukan pada babi. Ancaman penyakit ini justru pada transmisi dari orang ke orang.

Virus strain baru flu babi ini memang bisa mematikan. Apalagi virus baru ini, bisa menyebar dengan cepat. Sebabnya, tak seorang pun punya kekebalan alami terhadap virus ini. Namun ada beberapa langkah yang bisa dilakukan mencegah penularan flu babi.

Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan beberapa tips. Pertama, tutupi hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk atau bersin. Dan buang tisu itu ke kotak sampah.

Berikutnya, sering-seringlah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, khususnya usai batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan. Kemudian, jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut dengan tangan.

Selanjutnya hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang flu. Sebab influenza umumnya menyebar melalui batuk atau bersin penderita. Jika sedang sakit flu, CDC menyarankan jangan masuk kerja atau sekolah, dan beristirahat di rumah.

Minggu, 19 Juli 2009

Obat Batuk Pencabut Nyawa

Dijual bebas. Seharga Rp100 per butir. Mabuk hingga tewas.


Oleh : Deny M Yunus


Dengan langkah gontai tanpa perlawanan, Ikhsan, takluk digiring petugas kepolisian dari sebuah diskotik di Banjarmasin. Malam itu, pemuda 23 tahun ini, digelandang petugas yang menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat), karena kedapatan mengantongi pil mencurigakan di saku celananya.



Belakangan, usai diamankan semalam di kantor polisi, ia diperbolehkan pulang. Alasannya, pil yang mencurigakan itu ternyata obat batu Dextro Methorpan (DMP) atau yang lebih dikenal pil Dextro. Sesuai aturan, meski bisa bikin pemakainnya fly karena mengkonsumsi terlalu banyak, pengguna pil ini tidak bisa dijerat hukuman.


Dextro merupakan obat peringan gejala batuk kering yang dijual bebas. Sesuai kode warna dalam kemasannya, lingkaran berwarna biru yang artinya bukan obat keras yang dijual bebas tanpa harus resep dokter, sehingga bisa mudah didapatkan, tak hanya di apotek, tapi juga di kios obat pinggir jalan.


Obat batuk yang harganya relatif murah ini, Rp100 per butir, kerap disalahgunakan pemakainya. Cukup dengan menenggak 10 butir atau membeli seharga Rp1.000, di banyak kios obat kaki lima, pemakainya bisa mabuk dengan biaya murah.


***


Menenggak Dextro tak sesuai aturan pakai, selain membuat pemakainya bisa hilang kesadaran alias teler, juga dapat membahayakan nyawa. Dua bulan terakhir, dua remaja di Balangan meregang nyawa. Kuat dugaan, keduanya tewas akibat overdosis usai menenggak Dextro.


Korban tewas, Saddam (19) warga Kecamatan Awayan, tewas dalam perjalanan ke UGD RS Balangan, Selasa (9/6). Sedangkan adiknya, Haris terpaksa menjalani perawatan medis. Sebelumnya, Rabu (20/5), Abi (16) ditemukan tewas di Padang Raya, Kecamatan Halong, juga diduga akibat over dosis Dextro.


Sementara pada Sabtu (16/5), warga Desa Pangelak, Kecamatan Upau, Tabalong, digegerkan penemuan seorang anak baru gede (ABG) berusia 14 tahun yang tewas di sebuah Taman Kanak-Kanak (TK) setempat.


Hero Hertevin, ABG yang tewas itu, diduga akibat mengkonsumsi Dextro sebanyak 80 tablet. Karena terlalu banyak menelan obat batuk itu, nyawanya melayang. Tubuh Hero ditemukan terbujur kaku di atas meja belajar TK itu dengan mata terbelalak, sekitar pukul 08.00 Wita. Dari mulutnya keluar cairan yang diduga akibat pengaruh obat tersebut.


Dari keterangan saksi yang dihimpun polisi yang menangani kasus ini, korban pada malam hari sebelum ditemukan tewas, menenggak 80 butir Dextro.


Menurut seorang teman korban, saksi dalam kasus ini, Hero sudah terbiasa mengkonsumsi obat yang membuatnya tewas itu. Diduga, karena sudah terbiasa, korban berani mencoba menenggak banyak pil itu.

Awalnya, korban diketahui menenggak 70 butir saat asyik bermain playstation (PS) dekat rumahnya. Seusai bermain PS, korban bersama dua temannya, ke daerah Kinarum menggunakan sebuah sepeda motor. Saat di sana korban kembali menelan 10 butir Dextro.


Diperkirakan, karena terlalu banyaknya menenggak pil itu, korban lunglai tak berdaya dan mengalami gangguan pernafasan. Hal itu terjadi, saat korban duduk di tengah diantar temannya yang berboncengan tiga orang dengan satu sepeda motor. Beberapa kali kaki Hero terkena aspal jalanan hingga lecet.


Karena bingung dan takut membawa pulang ke rumah, dua teman Hero membawanya ke bangunan TK. Kemudian tubuh Hero direbahkan di atas meja belajar TK itu, yang akhirnya tak bernyawa.


***


Menurut Jali, bukan nama sebenarnya, penjual obat kaki lima di Pasar Harum Manis, pembeli Dextro rata-rata para ABG. Namun tak sedikit pula pria dewasa. “Katanya, Dextro juga bisa dijadikan obat untuk kuat “gituan”,” katanya kepada URBANA, Rabu (15/6) malam.


Berjualan Dextro, kata Jali, tidak ada larangangnya. Alasannya Dextro merupakan obat yang dijual bebas. Bukan obat keras yang harus dibeli dengan resep dokter. Diakuinya, dia mengetahui pil ini kerap disalahgunakan. Khususnya oleh orang-orang yang ingin mabuk. “Sebetulnya, sama saja dengan obat lain. Kalau dikonsumsi tidak sesuai aturan, apalagi dalam jumlah banyak, juga bisa bikin teler,” ujarnya.


Menurutnya, Dextro banyak dipilih dan disalahgunakan, karena harganya relatif murah, Rp100 per butir. Biasanya, pelanggan membeli minimal 10 butir atau Rp1.000 sekali beli.

Selain Dextro, katanya, banyak lagi obat-obatan yang bisa disalahgunakan. Tapi harganya relatif lebih mahal, sehingga kurang peminat. Untuk Dextro, sekitar dua pekan, dia bisa menjual satu toples berisi 1.000 butir.


Sama dengan obat-obatan lainnya, Dextro biasanya dibelinya dari distributor obat di Pasar Cempaka. Itupun diperdagangkan secara bebas tanpa harus ada ijin atau resep dari dokter.



Menurutnya, sesuai aturan pakai, untuk menghilangkan gejala batuk, Dextro bisa dikonsumsi tiga butir sehari sekali minum. Selain menghilangkan gejala batuk, obat ini juga bisa dikonsumsi perokok, untuk menghilangkan dahak. Selama berjualan obat ini, Jali tidak pernah berurusan dengan hukum. Sepengetahuannya, tidak ada larangan untuk memperjualbelikan obat ini, karena merupakan obat bebas.


Menanggapi hal ini, Direktur Akademi Farmasi Ikatan Sarjana Farmasin Indonesia (ISFI) Banjarmasin, Yugo Susanto, menyatakan, pemerintah harus membuat aturan tentang peredaran obat ini.


Menurutnya, Dextro merupakan jenis obat-obatan yang masuk dalam kategori narkotika Golongan III. Namun karena bukan obat keras, maka dijual bebas, sesuai kategori logo warna dikemasannya, plat biru.


Zat yang terkandung dalam obat ini, mirip Codein yang juga kerap disalahgunakan pemakaiannya, dan masuk kategori dengan sebutan jalanannya pil koplo. Berbeda dengan Dextro, Codein merupakan obat kerap yang dijual terbatas. Hasru menggunakan resep dokter.


Kedua obat ini, bisa digunakan untuk menyembuhkan batuk kering. Keduanya bekerja menghambat langsung pusat batuk di otak. Tapi tidak untuk batuk berdahak, karena obat ini menghambat refleks batuk oleh otak yang mengakibatkan lender tertahan dan berkumpul menutupi saluran pernafasan, sehingga menyebabkan sesak.


Codein merupakan alkaloid yang ditemukan dalam opium. Meskipun codein bisa diekstrak dari opium, sebagian besar disintesa dari morfin melalui proses O-methylation. Makanya obat ini masuk dalam kategori obat keras.


Untuk Dextro yang digunakan dalam dosis berlebih atau tinggi, kata Yugo, bisa menyebabkan gangguan pada syaraf penggunanya. Apalagi dalam jangka waktu lama. Efek berbahayanya, obat ini bisa menggangu pernafasan penggunanya.


Sedangkan efek jangka pendeknya, apabila dikonsumsi berlebih tidak seuai aturan, bisa menyebabkan halusinasi atau mempengaruhi kesadaran. Obat ini juga punya sifat adiktif atau kecanduan bagi penggunanya. Yang pasti, jangka panjang atau pendek, Dextro telah membuat nyawa melayang.