Sabtu, 29 Agustus 2009

Perempuan Dibenam Setengah Telanjang

Diduga dibunuh. Hanya mengenak kaos. Terbenam di sawah diperkirakan selama dua tahun. Tidak ada yang mengakui.
Oleh Deny M Yunus
Pita garis polisi yang dipasang mengeliling berbentuk segi enam tak beraturan masih memagari bongkahan tanah di tengah persawahan di Desa Panjang, Gambut, Kabupaten Banjar. Polisi tak kunjung melepas pita itu, sejak ditemukannya kerangka perempuan berbalut baju kaos di persawahan yang jauh dari pemukiman penduduk. Lubang galian digalangan (gundukan tanah pembatas sawah) tempat ditemukannya kerangka yang tidak diketahui identitasnya itu, hingga kini juga masih dibiarkan seperti saat petugas dibantu warga melakukan evakuasi.
Saat ditemukan, selain berbalut kaos berwarna hitam merek Kenko, di bagian leher kerangka itu didapati seutas tali yang melingkar. Dari sini, kuat dugaan perempuan yang diperkirakan berusian 25-30 tahun ini, merupakan korban pembunuhan. Tapi hingga kini, jajaran Polsek Gambut, belum berani memastikan penyebab kematian perempuan tersebut.
Pasca ditemukannya kerangka perempuan yang kini disimpan di ruang jenazah RSUD Ulin, Banjarmasin, berbagai dugaan muncul. Salah satunya, kuat dugaan perempuan itu dibunuh di kawasan lain dan kemudian mayatnya dikubur di persawahan itu. Dugaan ini menguat, karena tidak ada satu pun warga di sekitar lokasi penemuan yang kehilangan anggota keluarga mereka. Diperkirakan, perempuan itu tewas dan dibenamkan sekitar dua tahun lalu, sebelum kerangkanya ditemukan pada Senin (3/8).
Dugaan ini diperkuat posisi ditemukannya kerangka itu yang berada di tengah hamparan sawah di desa itu. Lokasinya jauh dari keramaian. Untuk mencapai lokasi, hanya bisa dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua melalui jalan setapak. Jaraknya, sekitar dua kilometer dari Jalan Panjang KM3, Gambut, yang menghubungkan antara Pasar Gambut dan Sungai Tabuk.
Seorang perempuan, sebut saja Acil Idah, ketika ditemui URBANA, mengatakan, kerangka itu ditemukan digalangan pembatas sawah milik adiknya dan seorang sepupu mereka. Penemuan itu saat orang yang mengerjakan sawah adik dan sepupunya mengatam (panen padi). “Waktu itu sudah sore. Sudah parak tuntung. Polisi datang sudah parak maghrib,” katanya.
Ia sendiri mengetahui adanya penemuan kerangka itu dari orang lain. Meski melihat banyak kerumunan orang di sekitar sawah adik dan sepupunya, kala itu ia memilih tidak beranjak dari sawahnya yang berjarak sekitar 200 meter ke belakang dan terus saja mengatam. Alasannya, ia enggan melihat hal yang mengerikan. Belakangan, dari omongan warga, ia tahu bahwa kerangka itu merupakan tulang belulang manusia berjenis kelamin perempuan.
Kapolsek Gambut, AKP I Ketut Sadra didampingi Kanit Reskrim, Brigadir Purnoto, mengatakan, informasi penemuan kerangka perempuan ini didapat pihaknya dari laporan seorang warga, Bahran. “Setelah dapat laporan, kemudian anggota ke lokasi dan selanjutnya mengevakuasi kerangka itu ke RSUD Ulin, Banjarmasin,” kata Ketut.
Menurut Ketut yang baru dua hari menduduki jabatan Kapolsek Gambut, menggantikan AKP Jumberi, anggotanya dipimpin Kanit Reskrim, Brigadir Purnoto, terus menyelidiki kasus ini. Namun hingga kini, belum ditemukan titik terang identitas si perempuan dan juga motif dugaan pembunuhan ini. Karena minimnya bukti untuk mengungkap kasus ini, apalagi yang tersisa hanya kerangka.
Saat ditemukan, kerangka itu masih dalam bentuk utuh tidak tercerai berai. Posisinya membujur terkubur di galangan sawah. Diperkirakan, mayat korban dari kerangka ini sengaja dikubur di lahan tersebut. Kemudian karena tanah bagian atasnya terkikis, seperti oleh air dan hujan di persawahan itu, bagian teratas kerangka itu terlihat di antara permukaan tanah.
Sejak ditemukannya kerangka ini, ada dua orang yang ingin mencocokan ciri-ciri dari kerangka itu dengan anggota keluarga mereka yang hilang. Orang pertama, Sidik Susanto, warga Manaraf Tengah RT 008, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar. Kemudian, Hairi, warga Jalan Gerilya RT 15, Banjarmasin Selatan, yang mengaku adik perempuannya hilang.
Namun keduanya tidak meyakini kerangka perempuan itu sebagai anggota keluarga mereka yang hilang. Salah satu ketidakyakinan itu berdasarkan baju kaos yang ditemukan bersama kerangka tersebut. Menurut kedua orang itu, anggota keluarga mereka yang hilang tidak memiliki baju kaos seperti yang ditemukan bersama kerangka perempuan tersebut.
Menurut Ketut, hingga kini pihaknya belum berani memastikan berbagai dugaan yang muncul. Seperti adanya dugaan bahwa kerangka itu merupakan korban pembunuhan dilokasi lain yang kemudian dikubur di kawasan itu. Begitu pula dengan dugaan, perempuan itu merupakan korban perampokan.
Diakui Ketut, meski baru beberapa hari bertugas di kecamatan itu, ia sudah mengitar kawasan tersebut. Melihat luasnya kawasan itu dan masih banyaknya areal kosong yang jauh dari pemukiman warga, sehingga tidak menutup kemungkinan dijadikan lokasi tindak kejahatan.
Selain menyelidiki kasus ini dengan cara mencari sebanyak mungkin bukti dan keterangan warga sekitar lokasi kejadian, polisi berharap ada keluarga korban yang melapor. Diharapkan, dengan terungkapnya identitas korban, penyelidikan mengungkap kasus ini bisa lebih mudah.
Menurut Purnoto, saat ini pihaknya terus membuka diri bagi masyarakat yang anggota keluarganya hilang untuk mencocokan dengan ciri-ciri kerangka perempuan ini. Meski diakuinya hal itu sangat sulit, karena saat ini bukti yang dimiliki hanyalah selembar kaos membalut kerangka itu. Namun kalau ada masyarakat yang yakin kerangka itu milik anggota keluarga mereka yang hilang, pembuktiannya bisa dilanjutkan tes DNA.

Tidak ada komentar: